STRATEGI PENGGUNAAN PEMBELAJARAN DAN KONSEP LINGKUNGAN HIDUP

PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Lingkungan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan manusia. Hal tersebut disebabkan karena lingkungan memberi banyak manfaat bagi manusia. Lingkungan hidup merupakan kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan dan makhluk hidup (termasuk manusia dan perilakunya) yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya. Artinya pengelolaan lingkungan hidup secara baik untuk mendorong pembangunan berkelanjutan sangat penting. Namun, realitas yang terjadi persentase pertumbuhan ekonomi hampir berbanding lurus dengan kerusakan lingkungan sebagai akibat dari pembangunan, dan hal ini berlangsung secara terus menerus.
Masalah lingkungan hidup, bukan masalah yang baru, tetapi sudah ada sejak manusia hidup di muka bumi ini. Keberadaan manusia di bumi merupakan faktor penyebab terjadinya masalah terhadap lingkungan hidup.  Pertumbuhan hidup yang besar pun mengakibatkan meningkatnya masalah terhadap lingkungan hidup. Upaya untuk mengantisipasi masalah lingkungan hidup adalah dengan cara menanamkan kepedulian masyarakat untuk menciptakan lingkungan hidup yang sehat.
Saat ini kondisi pengelolaan lingkungan hidup  belum lagi terwujud secara memuaskan seperti yang diharapkan.  Berbagai hasil penelitian menunjukkan  bahwa penyebab berbagai gangguan terhadap lingkungan hidup yang terjadi di planet bumi berakar dari tabiat manusia, yakni sikap dan perilaku manusia yang tidak mempedulikan kondisi saling ketergantungan antara manusia dan lingkungannya. Hal yang dikemukakan  di atas menunjukkan bahwa kerusakan lingkungan itu pada dasarnya merupakan manifestasi dari permasalahan sosial dan lingkungan hidup yang saling terkait dalam kenyataan hidup sehari-hari.
Untuk mencapai kesadaran akan pentingnya peningkatan mutu pendidikan lingkungan yang berkualitas dibutuhkan suatu pembaharuan pembelajaran antara lain pada strategi pembelajaran. Strategi pembelajaran mengacu pada metode-metode yang digunakan untuk belajar. Pada strategi pembelajaran terdapat teknik-teknik memperbaiki konsep lingkungan hidup agar lebih baik dalam belajar untuk menghubungkan materi lingkungan yang diajarkan dengan realitas, sehingga diharapkan tumbuh rasa peduli terhadap lingkungan di sekitarnya.
Manusia sebagai khalifah di muka bumi ini sangat berperan penting dalam berkembangnya lingkungan hidup. Maka pembelajaran tentang konsep lingkungan hidup dirasa sangat perlu untuk memberikan informasi serta pengetahuan kepada masyarakat akan pentingnya pengembangan lingkungan hidup untuk kelangsungan kehidupan bumi. Strategi pembelajaran yang tepat dalam pemahaman konsep lingkungan hidup dapat memberikan efek besar dalam usaha menjaga kelestarian lingkungan hidup.
Dari latar belakang diatas dapat kita ketahui bersama bahwa pentingnya penggunaan strategi pembelajaran dan konsep lingkungan hidup. Sehingga dari berbagai permasalahan diatas, penulis akan mengkaji lebih dalam tentang makalah yang diberi judul “STRATEGI PENGGUNAAN PEMBELAJARAN DAN KONSEP LINGKUNGAN HIDUP”.
B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, diperoleh beberapa rumusan masalah sebagai berikut:
1.      Apa manfaat mempelajari strategi pembelajaran untuk perkembangan lingkungan hidup ?
2.      Bagaimana konsep lingkungan hidup yang ideal dalam kehidupan ?
3.      Strategi pembelajaran apakah yang tepat agar tercapainya konsep lingkungan hidup yang baik?
4.      Bagaimana pengaruh pengguanaan pembelajaran terhadap pengaplikasian masyarakat pada konsep lingkungan hidup?
C.     Tujuan Penyusunan Makalah
1.      Memahami macam-macam strategi pembelajaran untuk perkembangan lingkungan hidup.
2.      Memahami konsep lingkungan hidup yang ideal dalam kehidupan.
3.      Mengetahui model pembelajaran yang tepat agar tercapainya konsep lingkungan hidup yang baik.
4.      Memahami pengaruh pengguanaan pembelajaran terhadap pengaplikasian masyarakat pada konsep lingkugan hidup.
BAB II
PEMBAHASAN
A.    Lingkungan Hidup
Apakah lingkungan hidup itu? Lingkungan adalah segala sesuatu yang berada di sekitar manusia yang dapat dibedakan menjadi beberapa macam objek atau benda, diantaranya benda mati, benda hidup, benda nyata maupun abstrak. Lingkungan hidup meliputi alam sekitar termasuk manusia. Lingkungan merupakan satu kesatuan ekosistem yang saling mendukung satu sama lain. Dapat disimpulkan bahwa lingkungan hidup tidak hanya terdiri dari benda hidup saja, tetapi suatu kesatuan ekosistem (air, udara, tanah, sosial dan teknologi) termasuk benda mati yang menunjang kehidupan di bumi.
Menurut Undang Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1997 yang dimaksud lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya keadaan, dan makhluk hidup termasuk manusia dan perilakunya, yang memengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya.
·         Norma-norma Lingkungan Hidup
Norma adalah aturan, ukuran atau kaidah yang dipakai sebagai tolok ukur untuk menilai dan membandingkan sesuatu. Norma yang berkaitan dengan lingkungan hidup dapat dibedakan menjadi dua.
a.             Norma sosial
         Norma sosial adalah norma yang dipakai untuk menilai suatu perilaku manusia, terutama terhadap lingkungan hidup, berdasarkan kekuatan yang mengikat. Sementara itu yang dipandang sebagai norma sosial adalah cara, kebiasaan, tingkah laku, dan adat istiadat.
b.             Norma hukum
         Indonesia sudah memiliki peraturan hukum berupa undang-undang khusus mengenai lingkungan hidup. Salah satunya  adalah Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkunga Hidup yang memuat pengertian tentang lingkungan hidup, ruang lingkup, asas, tujuan serta sasaran, hak dan tanggung jawab masyarakat serta berbagai macam hal yang melingkupi lingkungan hidup. Norma hukum lingkungan hidup sangat diperlukan karena menjadi panduan barsama dan kekuatan pendorong bagi masyarakat.
·         Permasalahan Lingkungan Hidup
Masalah lingkungan hidup yang diketahui dan diakibatkan oleh manusia:
a.    Penggundulan dan penebangan hutan
b.    Suhu udara yang semakin memanas akibat pemanasan global
c.    Matinya beberapa spesies hewan tertentu dan punahnya beberapa jenis tumbuhan yang bermanfaat bagi manusia.
d.   Ketidaksuburan tanah karena ekosistemnya terganggu
e.    Polusi udara, air, tanah, suara, pestisida, radiasi, cuaca, dan pencemaran lingkungan lainnya.
f.    Penyakit endemik
·         Komponen Lingkungan Hidup
a.  Lingkungan Hidup Alami
Lingkungan hidup alami adalah lingkungan yang telah ada di alam tanpa campur tangan manusia. Contohnya seperti hutan belantara.
b.  Lingkungan Hidup Binaan
Lingkungan hidup binaan adalah lingkungan yang sudah direkayasa oleh manusia. Contohnya seperti sekolah, perumahan dan perkantoran.
c.  Lingkungan Hidup Sosial Budaya
Lingkungan hidup sosial budaya yaitu lingkungan yang dipengaruhi oleh sosial budaya masyarakat setempat.
·         Konsep Dasar Lingkungan Hidup
Konsep dasar lingkungan hidup antara lain:
a.        Lingkungan hidup adalah keseluruhan ruang yang ada di bumi yang terdiri
dari air, tanah, udara, makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya.
b.        Norma yang mendasari lingkungan hidup adalah norma sosial dan norma    
hukum.
c.    Lingkungan hidup dapat dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu lingkungan   
       alami, lingkungan binaan, dan lingkungan sosial budaya.
d.    Lingkungan hidup yang baik adalah lingkungan hidup yang masing-masing makhluk hidup dan komponen di dalamnya dapat berinteraksi dengan baik.
e.     Lingkungan hidup yang berada di bumi, baik benda mati atau hidup,  
   manusia dan alam mampu berhubungan secara timbal balik.
·         Manfaat Lingkungan Hidup
a.     Menyediakan sumber daya alam bagi kebutuhan hidup manusia.
b.     Menyediakan ruang bagi manusia dan makhluk hidup lainnya untuk melakukan aktifitas kesehariannya, untuk bertahan hidup dan berkembang biak.
c.     Memberikan kesempatan bagi manusia terutama untuk bereksplorasi, membuat berbagai macam penemuan baru dengan ilmu dan pengetahuan yang diperoleh manusia melalui pengamatan dan penelitian.
B.     Strategi Pembelajaran
Strategi pembelajaran merupakan hal yang perlu diperhatikan guru dalam proses pembelajaran. Paling tidak ada tiga jenis strategi yang berkaiatan dengan pembelajaran, yakni (1) strategi pengorganisasian pembelajaran (2) strategi penyampaian pembelajaran; dan (3) strategi pengelolaan pembelajaran. Strategi memiliki pengertian suatu garis-garis besar haluan untuk berindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan. Dihubungkan dengan belajar mengajar, strategi dapat diartikan sebagai pola-pola umum kegiatan guru anak didik dalam perwujudan dalam kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah digariskan.
Ada empat strategi dasar dalam pembelajaran yang meliputi hal-hal berikut. (1) Mengidentifikasi serta menetapkan spesifikasi dan kualifikasi perubahan tingkah laku dan kepribadian siswa seperti yang diharapkan; (2) memilih sistem pendekatan belajar mengajar berdasarkan aspirasi dan pandangan hidup masyarakat; (3) memilih dan menetapkan prosedur, metode dan teknik belajar mengajar yang dianggap paling tepat dan efektif; (4) menetapkan kriteria serta standar keberhasilan, yang berfungsi sebagai pedoman guru dalam melakukan evaluasi. Proses pembelajaran akan berjalan secara optimal jika adanya rencana pembuatan strategi pembelajaran. Strategi pembelajaran menurut Arthur L.Costa (1985) merupakan pola kegiatan pembelajaran berurutan yang diterapkan dari waktu ke waktu dan diarahkan untuk mencapai suatu hasil belajar siswa yang diinginkan. Strategi pembelajaran juga untuk mencapai komponen yang ada dalam pembelajaran.
2.1   Strategi Pembelajara Dengan Metode Diskusi
Diskusi adalah percakapan ilmiah yang berisikan pertukaran pendapat, pemunculan ide-ide serta pengujian pendapat yang dilakukan oleh beberapa orang yang tergabung dalam kelompok itu untuk mencari kebenaran. Banyak masalah yang terjadi di lingkungan murid yang memerlukan pembahasan oleh lebih dari seorang saja, yakni terutama masalah-masalah yang memerlukan kerjasama dan musyawarah. Jika demikian musyawarah atau diskusi jalan pemecahan yang memberi kemungkinan mendapatkan penyelesaian yang terbaik. Metode diskusi dalam proses mengajar dan belajar berarti metode mengemukakan pendapat dalam musyawarah untuk mufakat. Dengan demikian inti dari pengertian diskusi adalah meeting of minds. Didalam memecahkan masalah diperlukan bermacam-macam jawaban. Dari jawaban tersebut dipilihkan satu jawaban yang lebih logis dan lebih tepat dan mempunyai argumentasi yang kuat, yang menolak jawaban yang mepunyai argumentasi lemah. Memang dalam diskusi untuk memperoleh pertemuan pendapat diperlukan pembahasan yang didukung oleh argumentasi, argumentasi kontra argumentasi.
1.        Kebaikan-kebaikan metode diskusi
Seperti juga metode-metode lain, metode diskusi pun mempunyai kebaikan-kebaikan. Kebaikan-kebaikan itu, antara lain adalah :
  • Suasana kelas hidup, sebab murid-murid mengarahkan pemikirannya kepada masalah yang sedang didiskusikan. Partisipasi murid dalam metode ini lebih baik.
  • Murid-murid berlatih kritis untuk mempertimbangkan pendapat teman-temannya, kemudian menentukan sikap, menerima, menolak atau tidak berpendapat sama sekali.
  • Dapat menaikkan prestasi kepribadian individual seperti toleransi, sikap demokratis, sikap kritis, berpikir sistematis dan sebagainya.
  • Berguna untuk kehidupan sehari-hari terutama dalam alam demokrasi
  • Merupakan latihan untuk memenuhi peraturan dan tata tertib yang berlaku dalam musyawarah.
  1. Kelemahan-kelemahan metode diskusi
Disamping kebaikan-kebaikan yang telah dikemukakan diatas metode diskusi tidak luput dari kelemahan-kelemahan, seperti :
  • Diskusi pada umumnya dikuasai oleh murid yang gemar berbicara
  • Bagi murid yang tidak ikut aktif ada kecenderungan untuk melepaskan diri dari tanggung jawab.
  • Banyak waktu terpakai, tapi hasilnya kadang-kadang tidak seperti yang diharapkan
  • Sukar dapat digunakan di tingkat rendah pada sekolah dasar, tetapi bukan tidak mungkin.
3.      Cara-cara mengatasi kelemahan-kelemahan metode diskusi ada beberapa cara yang dapat diupayakan untuk mengatasi kelemahan metode diskusi antara lain: Dalam menggunakan metode diskusi perhatikan persyaratan berikut :
  • Taraf kemampuan murid
  • Tingkat kesukaran yang memerlukan pemecahan yang serius agar dipimpin langsung oleh guru
  • Kalau pimpinan diskusi diberikan kepada murid hendaknya diatur secara bergiliran
  • Guru tak boleh sepenuhnya mempercayakan pimpinan diskusi pada murid, perlu bimbingan dan kontrol
  • Guru mengusahakan seluruh murid ikut berpartisipasi dalam diskusi
  • Diusahakan supaya murid mendapat giliran berbicara dan murid lain belajar bersabar mendengarkan pendapat temannya.
2.2  Strategi Pembelajaran Dengan Metode Simulasi
Simulasi berasal dari kata simulate yang artinya berpura-pura atau ber­buat seakan-akan. Sebagai metode mengajar, simulasi dapat diartikan cara penyajian pengalaman belajar dengan menggunakan situasi tiruan untuk memahami tentang konsep, prinsip, atau keterampilan tertentu. Simulasi dapat digunakan sebagai metode mengajar dengan asumsi tidak semua proses pem­belajaran dapat dilakukan secara langsung pada objek yang sebenarnya. Gladi resik merupakan salah satu contoh simulasi, yakni memperagakan proses ter­jadinya suatu upacara tertentu sebagai latihan untuk upacara sebenarnya su­paya tidak gagal dalam waktunya nanti. Demikian juga untuk mengembang­kan pemahaman dan penghayatan terhadap suatu peristiwa, penggunaan simu­lasi akan sangat bermanfaat.
Metode simulasi bertujuan untuk: (1) melatih keterampilan tertentu baik bersifat profesional maupun bagi kehidupan sehari-hari, (2) memperoleh pemahaman tentang suatu konsep atau prinsip, (3) melatih memecahkan masa­lah, (4) meningkatkan keaktifan belajar, (5) memberikan motivasi belajar ke­pada siswa, (6) melatih siswa untuk mengadakan kerjasama dalam situasi ke­lompok, (7) menumbuhkan daya kreatif siswa, dan (8) melatih siswa untuk mengembangkan sikap toleransi.
a. Kelebihan dan Kelemahan Metode Simulasi
Terdapat beberapa kelebihan dengan menggunakan simulasi sebagai metode mengajar, di antaranya adalah:
1.    Simulasi dapat dijadikan sebagai bekal bagi siswa dalam menghadapi situasi yang sebenarnya kelak, baik dalam kehidupan keluarga, masyarakat, maupun menghadapi dunia kerja.
2.    Simulasi dapat mengembangkan kreativitas siswa, karena melalui simula­si siswa diberi kesempatan untuk memainkan peranan sesuai dengan to­pik yang disimulasikan.
3.    Simulasi dapat memupuk keberanian dan percaya diri siswa.
4.    Memperkaya pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diperlukan da­lam menghadapi berbagai situasi sosial yang problematis.
5.    Simulasi dapat meningkatkan gairah siswa dalam proses permbelajaran.
Di samping memiliki kelebihan, simulasi juga mempunyai kelemahan, diantaranya:
1.    Pengalaman yang diperoleh melalui simulasi tidak selalu tepat dan sesuai dengan kenyataan di lapangan.
2.    Pengelolaan yang kurang baik, sering simulasi dijadikan sebagai alat  hiburan, sehingga tujuan pembelajaran menjadi terabaikan.
3.    Faktor psikologis seperti rasa malu dan takut sering memengaruhi siswa dalam melakukan simulasi.
b. Jenis-jenis Simulasi
Simulasi terdiri dari beberapa jenis, di antaranya:
1) Sosiodrama
Sosiodrama adalah metode pembelajaran bermain peran untuk meme­cahkan masalah-masalah yang berkaitan dengan fenomena sosial, permasa­lahan yang menyangkut hubungan antara manusia seperti masalah kenakalan remaja, narkoba, gambaran keluarga yang otoriter, dan lain sebagainya. Sosi­odrama digunakan untuk memberikan pemahaman dan penghayatan akan masalah-masalah sosial serta mengembangkan kemampuan siswa untuk me­mecahkannya.
2) Psikodrama
Psikodrama adalah metode pembelajaran dengan bermain peran yang bertitik tolak dari permasalahan-permasalahan psikologis. Psikodrama biasa­nya digunakan untuk terapi, yaitu agar siswa memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang dirinya, menemukan konsep diri, menyatakan reaksi terha­dap tekanan-tekanan yang dialaminya.
3) Role Playing
Role playing atau bermain peran adalah metode pembelajaran sebagai bagian dari simulasi yang diarahkan untuk mengkreasi peristiwa sejarah, mengkreasi peristiwa-peristiwa aktual, atau kejadian-kejadian yang mungkin muncul pada masa mendatang. Topik yang dapat diangkat untuk role playing misalnya memainkan peran sebagai juru kampanye suatu partai atau gambar­an keadaan yang mungkin muncul pada abad teknologi informasi.
4) Peer Teaching
Peer teaching merupakan latihan mengajar yang dilakukan oleh siswa kepada teman-teman calon guru. Selain itu peer teaching merupakan kegiatan pembelajaran yang dilakukan seorang siswa kepada siswa lainnya dan salah satu siswa itu lebih memahami materi pembelajaran.
5) Simulasi Game
Simulasi game merupakan bermain peranan, para siswa berkompetisi untuk mencapai tujuan tertentu melalui permainan dengan mematuhi peratur­an yang ditentukan.
c. Langkah-langkah Simulasi
1) Persiapan Simulasi
1.      Menetapkan topik atau masalah serta tujuan yang hendak dicapai oleh simulasi.
2.      Guru memberikan gambaran masalah dalam situasi yang akan disimulasikan.
3.      Guru menetapkan pemain yang akan terlibat dalam simulasi, peranan yang harus dimainkan oleh para pemeran, serta waktu yang disedia­kan.
4.      Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya khusus­nya pada siswa yang terlibat dalam pemeranan simulasi.
2) Pelaksanaan Simulasi
1.      Simulasi mulai dimainkan oleh kelompok pemeran.
2.      Para siswa lainnya mengikuti dengan penuh perhatian.
3.      Guru hendaknya memberikan bantuan kepada pemeran yang menda­pat kesulitan.
4.      Simulasi hendaknya dihentikan pada saat puncak. Hal ini dimaksudkan untuk mendorong siswa berpikir dalam menyelesaikan masalah yang sedang disimulasikan.

2.3   Pendekatan Lingkungan dalam Pendidikan Lingkungan Hidup
Pendekatan lingkungan berarti mengajak siswa belajar langsung ke lapangan tentang konsep pelajaran. Pendekatan lingkungan berpangkal pada adanya hubungan antara perkembangan fisik manusia dengan lingkungan yang ada di sekitarnya. Belajar melalui pendekatan lingkungan bukan berarti mengeksploitasi terhadap alam, akan tetapi hanya menggunakan jasa alam untuk memenuhi kebutuhan pengetahuan. 
Joyce dan Weil (2000) mengemukakan ada empat kategori yang penting diperhatikan dalam model mengajar, yakni model informasi, model personal, model interaksi dan model tingkah laku, adapun pejelasannya sebagai berikut :
1. Model pemrosesan informasi (Information Processing Models) menjelaskan bagaimana cara individu memberi respon yang datang dari lingkungannya dengan cara mengorganisasikan data, memformulasikan masalah, membangun konsep dan rencana pemecahan masalah serta penggunaan simbol-simbol verbal dan non verbal. Karena itu model ini potensial untuk digunakan dalam mencapai tujuan-tujuan yang berdimensi personal dan social
2. Model personal (Personal Family) merupakan rumpun model pembelajaran yang menekankan kepada proses pengembangkan kepribadian lingkungan siswa dengan memperhatikan kehidupan emosional
3. Model sosial (Social Family) menekankan pada usaha mengembangkan kemampuan siswa agar memiliki kecakapan untuk berhubungan dengan orang lain sebagai usaha membangun sikap siswa yang demokratis dengan menghargai setiap perbedaan dalam realitas sosial.
4. Model sistem perilaku dalam pembelajaran (Behavioral Model of Teaching) melalui teori ini siswa dibimbing untuk dapat memecahkan masalah belajar melalui penguraian perilaku kedalam jumlah yang kecil dan berurutan (Syaiful Sagala, 2009 : 180).
Syaiful Sagala, (2009 : 180) mengatakan bahwa gerakan pendidikan yang mendekatkan anak dengan alam sekitarnya adalah gerakan pengajaran alam sekitar, perintis gerakan ini antara lain adalah Fr. Finger (1808-1888) di Jerman dengan “heimatkunde” adalah :
a)  Dengan pengajaran alam sekitar, guru dapat memperagakan secara langsung sesuai dengan sifat-sifat atau dasar-dasar pengajaran
b)  Pengajaran alam sekitar memberikan kesempatan sebanyak-banyaknya agar anak aktif atau giat tidak hanya duduk, dengar, dan catat saja.
c)  Pengajaran alam sekitar memungkinkan untuk memberikan pengajaran totalitas,
Dalam pembelajaran yang disampaikan kepada siswa menggunakan metode pendekatan alam sekitar akan memudahkan guru dalam menyampaikan materi, karena siswa dapat belajar langsung ke objek yang sudah ditentukan, contoh kecilnya adalah ketika seorang guru hendak mengajarkan tenang kebersihan lingkungan atau pelestarian lingkungan, dengan pendekatan alam sekitar siswa dapat dibawa langsung ke lapangan misalkan dengan menanam pohon, membuang sampah dilingkungan sekolah, membersihkan pekarangan sekolah, dsb.
Kegiatan tersebut sebetulnya sangat disenangi siswa, karena siswa bisa belajar dengan melihat langsung. Selain itu, pendekatan alam juga dapat membuat siswa semakin dekat dengan alam dan menjaga lingkungan alam sekitarnya. Dengan begitu anak akan lebih bertanggung jawab dalam bertindak terhadap alam.

C.     Pembelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup
Ilmu lingkungan adalah ilmu tentang kenyataan lingkungan hidup, serta bagaimana pengelolaannya agar menjaga dan menjamin kelangsungan kehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya. Landasan dasar dari ilmu lingkungan adalah ekologi yang mengajarkan struktur, interaksi, dan ketergantungan semua komponen dalam kehidupan yang satu dengan yang lainnya. Semua komponen memiliki peran yang sama penting, sehingga eksistensi serta kesejahteraannya harus dipelihara. Secara ekologi, semua komponen tersebut berperan dalam jaring-jaring kehidupan, di mana manusia hanyalah satu di antara ratusan ribu jenis yang ada. Sebagai manusia, kita mempunyai keterbatasan untuk mengerti apa yang sebenarnya dikehendaki oleh setiap individu atau setiap jenis makhluk hidup lainnya.
Menurut Pratomo (2008: 26) bahwa pendidikan lingkungan hidup sangatlah penting. Dengan diberikannya pendidikan ini pada masyarakat, diharapkan munculnya kesadaran agar lingkungan tumbuh dan berkembang dengan baik, untuk selanjutnya terjadi perubahan sikap pandangan serta perilaku terhadap lingkungan. Oleh karena itu, pendidikan lingkungan hidup harus diberikan untuk semua tingkatan dan umur, baik melalui jalur sekolah maupun luar sekolah. Pendidikan lingkungan merupakan salah satu faktor penting untuk meminimalisasi kerusakan lingkungan hidup dan merupakan sarana yang penting dalam menghasilkan sumber daya manusia yang dapat melaksanakan prinsip pembangunan berkelanjutan.
Pendidikan lingkungan hidup adalah suatu proses untuk membangun populasi manusia di dunia yang sadar dan peduli terhadap lingkungan total (keseluruhan) dan segala masalah yang berkaitan dengannya, dan masyarakat yang memiliki pengetahuan, ketrampilan, sikap dan tingkah laku, motivasi serta komitmen untuk bekerja sama, baik secara individu maupun secara kolektif, untuk dapat memecahkan berbagai masalah lingkungan saat ini, dan mencegah timbulnya masalah baru. (UNESCO, Deklarasi Tbilisi, 1977). Pembelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup yang kini telah dan semakin semarak di terapkan di sekolah adalah bukan mempekerjakan siswa sebagai pekerja di lingkungan sekolah, tetapi membangun jiwa cinta lingkungan, dengan harapan bahwa generasi berikut menjadi generasi yang berbudaya lingkungan dan menjadi sebuah habit bagi semua civitas sekolah. Untuk maksud tersebut, maka hendaknya pihak sekolah dan semua stake-holder serta pemerhati Lingkungan Hidup  melakukan konsistensisasi yang holistik kepada konsumen pendidikan tentang peran lingkungan terhadap keberlangsungan kehidupan di bumi, ancaman terhadap kehidupan dan solusi penyelamatan kehidupan di bumi, serta menjelaskan tentang porsi perhatian sekolah dalam hal ini siswa terhadap ekosistim lingkungan hidup sekitarnya.
Pelaksanaan pendidikan lingkungan hidup ini sebaiknya dilakukan dengan pendekatan yang melibatkan peran aktif semua unsur di sekolah dan perguruan tinggi yang lebih mengutamakan pembentukan sikap dan kepeduliannya terhadap lingkungan. Pendidikan lingkungan hidup dapat juga dimasukan dalam kegiatan ekstra kurikuler dalam wujud kegiatan kongkret dengan mengarah pada pembentukan sikap kepribadian yang berwawasan lingkungan, seperti penanaman pohon, pengelolaan sampah, serta pembahasan aktual tentang isu lingkungan hidup.
Dengan demikian pendidikan lingkungan hidup dapat terintregasi pada berbagai aktivitas sehingga akan tercapai perbaikan situasi lingkungan secara terus-menerus dan menjadikan sekolah berwawasan lingkungan.
Sedangkan metode pembahasan lingkungan seyogyanya ditekankan pada kerja kelompok, praktik laboraturium, kerja proyek, kerja sosial dan berbagai kegiatan yang berkaitan dengan pelestarian lingkungan hidup. Selanjutnya strategi pelaksanaan pendidikan lingkungan hidup dengan menggunakan pendekatan intergrasi dalam kegiatan sekolah mengacu pada kebijaksanaan pemerintah tentang lingkungan hidup, menggunakan satuan organisasi yang sudah ada. Untuk itu tentu diperlukan proses yang berkelanjutan dan konsisten, serta perlu ada monitoring dan evaluasi untuk mengukur keberhasilan program.
Adapun strategi untuk mewujudkan perilaku bagi seluruh lapisan masyarakat bisa dilakukan dengan meningkatkan kesadaran seluruh lapisan masyarakat untuk memelihara kelestarian lingkungan hidup. Dalam hal ini perlu digalakkan pemahaman tentang etika lingkungan hidup. Strategi yang dipilih untuk keberlanjutan sumber daya alam disesuaikan dengan tipe manusia, yaitu tipe manusia yang menggunakan daya alam di bawah minimum dan menggunkan hanya secukupnya di ikuti dengan pelestarian, maka yang dilakukan adalah sikap untuk mempertahankan perilaku tersebut serta mengajak menyebarluaskan perilaku tersebut kepada masyarakat di sekitarnya. Untuk tipe manusia menggunkan sumber daya alam dengan boros maka perlu penyadaran diri sudah saatnya hidup secukupnya bukan tidak mampu beli tetapi karena timbulnya kesadaran bahwa semua hal yang bersifat konsumennisme itu akan mencemari lingkungan padahal alam memiliki keterbatasan untuk menampung dan menetralkan zat pencemar tersebut. Untuk tipe manusia serakah yang tidak pernah puas mengeksplorasi alam perlu ada tindakan tegas berupa sanksi yang sesuai dengan kerusakan yang dibuatnya terhadap alam dari pemerintah atau dari masyarakat sehingga tidak terulang lagi tindakan serupa.
BAB III
PENUTUP
A.  Simpulan
Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) merupakan salah satu bidang ilmu yang termasuk muatan lokal (mulok) dibanyak lembaga pendidikan di Indonesia. Pendidikan lingkungan merupakan salah satu faktor penting untuk meminimalisasi kerusakan lingkungan hidup dan merupakan sarana yang penting dalam menghasilkan sumber daya manusia yang dapat melaksanakan prinsip pembangunan berkelanjutan. Pendidikan Lingkungan Hidup merupakan salah satu pembelajaran yang sangat penting, sebagai salah satu upaya untuk memperbaiki lingkungan pada saat ini.

B.  Saran
Dalam kaitannya menjaga kelestarian lingkungan bukanlah menjadi kewajiban individu melainkan kewajiban kita semua sebagai umat manusia, dengan berbagai upaya yang ditempuh agar lingkungan kita terjaga dengan baik, adalah salah satu upaya yang di bentuk pemerintah dengan Pendidikan Lingkungan Hidup, maka guru sebagai pendidik harus menanamkan nilai-nilai kecintaan pada lingkungan demi terciptanya generasi yang peduli dan peka terhadap lingkungan hidup dengan menggunakan strategi pembelajaran yang sesuai untuk konsep lingkungan hidup yang ada.




DAFTAR PUSTAKA

Hakiim, Lukmanul.(2009). Perencanaan Pembelajaran. Bandung: CV.Wacana Prima
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: PT.Rineka Cipta, 2006
Amir Kamboja, Metode Pembelajaran, p.1, 2010
diunduh pada 02 Maret 2015
http://simpangmahar.blogspot.com diunduh pada 02 Maret 2015



Tidak ada komentar:

Posting Komentar