BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
dalam bidang pendidikan, khususnya kegiatan pembelajaran, berkembang sebagai
suatu penelitian terapan. PTK sangat bermanfaat bagi tenaga pendidik untuk
memperbaiki dan meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran di kelas.
Dengan melaksanakan tahapan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) guru dapat
menemukan solusi dari masalah yang timbul di kelasnya sendiri, bukan kelas
orang lain, dengan menerapkan berbagai ragam teori dan teknik pembelajaran yang
relevan secara kreatif.
Penelitian
Tindakan Kelas (classroom action research) merupakan salah satu jenis
penelitian pendidikan yang penting untuk difahami oleh para guru. Penelitian
Tindakan Kelas secara langsung berkorelasi dengan upaya guru untuk memperbaiki
atau meningkatkan kualitas kinerjanya, utamanya dalam proses pembelajaran di
kelas. Banyak sekali persoalan yang dihadapi guru dalam suasana pembelajaran
yang ia hadapi, yang jika masalah tersebut tidak dapat diatasi, maka akan
menghambat tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Untuk itulah dibutuhkan suatu
penelitian pendidikan yang dapat dimanfaatkan oleh guru untuk memperbaiki
kinerjanya. Hal-hal yang perlu dikuasai guru yaitu konsep dasar metoda
penelitian pendidikan yang meliputi pengenalan penelitian tindakan, prosedur
pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas, dan pembuatan laporan hasil Penelitian
Tindakan Kelas.
Dengan demikian, guru dapat menerapkan dan mengambil
manfaatnya guna membantu masalah-masalah kependidikan. Masalah proses pembelajaran di
kelas dapat dicari solusi atau jalan keluar melalui Penelitian Tindakan Kelas
sebagai upaya untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pendidikan dan
pembelajaran, sehingga proses pembelajaran di kelas kreatif, inovatif dan hasil
belajar dapat diwujudkan secara ilmiah yaitu, rasional, sistematis dan empiris. Agar Penelitian Tindakan Kelas
dapat dilaksanakan dengan baik, tentu saja kita perlu menyamakan persepsi apa
saja karakteristik dan prosedur yang dimiliki PTK karena penelitian
tindakan kelas ini memiliki karakteristik yang
relative agak berbeda jika dibandingkan dengan jenis penelitian yang lain,
misalnya penelitian eksperimen, survey, analisis isi dan sebagainya.
B. Tujuan Masalah
Setelah mempelajari materi tentang Penelitian
Tindakan Kelas ini, diharapkan dapat:
1.
Menjelaskan
tentang Penelitian Tindakan Kelas,
2.
Menjelaskan
Tujuan Penelitian Tindakan Kelas,
3.
Mengklasifikasikan
pendekatan Penelitian Tindakan Kelas,
4.
Menjelaskan
unsur-unsur Penelitian Tindakan Kelas,
5.
Mengidentifikasi
masalah Penelitian Tindakan kelas,
6.
Merumuskan
tindakan sebagai upaya menyelesaikan masalah di kelas,
7.
Membuat
laporan hasil Penelitian Tindakan Kelas.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang
dan tujuan masalah, maka perumusan masalah yang dikaji dapat dirumuskan sebagai
berikut :
1.
Apakah
pengertian dan tujuan Penelitian Tindakan Kelas?
2.
Bagaimana
pengklasifikasian Penelitian Tindakan Kelas?
3.
Apa
unsur-unsur Penelitian Tindakan Kelas?
4. Bagaimana
merumuskan tindakan sebagai upaya menyelesaikan masalah di kelas?
5.
Bagaimana
mengidentifikasi masalah Penelitian Tindakan Kelas?
6.
Bagaimana
membuat laporan hasil Penelitian Tindakan Kelas?
BAB II
PEMBAHASAN MASALAH
PEMBAHASAN MASALAH
A. Pengertian dan
Karakteristik PTK
1.
Pengertian
PTK
PTK adalah penelitian yang bersifat reflektif dengan
melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan meningkatkan
praktek pembelajaran di kelas secara lebih profesional.
2.
Karakteristik
PTK
PTK memiliki karakteristik problema yang harus
dipecahkan yaitu :
- Problema yang diangkat untuk dipecahkan melalui PTK
harus berangkat dari persoalan praktek pembelajaran sehari-hari yang dihadapi
oleh guru.
- Adanya tindakan-tindakan tertentu untuk memperbaiki
proses belajar mengajar di kelas.
B. Tujuan PTK
Tujuan utama dalam penelitian tindakan kelas
ialah pengembangan keterampilan guru berdasarkan pada persoalan pembelajaran
yang dihadapi oleh guru di kelasnya sendiri dan bukan bertujuan untuk mencapai
pengetahuan ilmu dalam bidang pendidikan.
C. Manfaat PTK
Manfaat PTK antara lain :
1.
Inovasi
pembelajaran,
2.
Pengembangan
kurikulum tingkat sekolah dan tingkat kelas,
3.
Peningkatan
profesionalisme guru.
D. Penerapan PTK
Jika guru merasakan adanya persoalan-persoalan
dalam belajar mengajar, hendaknya guru segera mencari solusi berupa
tindakan-tindakan untuk memecahkan persoalan yang dihadapinya.
Untuk dapat segera memulai dan menerapkan PTK ada petunjuk praktis yang perlu kita perhatikan :
Untuk dapat segera memulai dan menerapkan PTK ada petunjuk praktis yang perlu kita perhatikan :
1. Berangkatlah dari persoalan yang lebih kecil
dahulu seperti peningkatan kualitas bertanya guru kepada siswa.
2. Rencanakan
PTK secara cermat.
Perencanaan yang cermat pada dasarnya menyangkut :
- Skenario tindakan apa saja yang akan dicobakan dalam PTK,
- Persoalan mana yang harus dipecahkan dahulu,
- Skenario tindakan apa saja yang akan dicobakan dalam PTK,
- Persoalan mana yang harus dipecahkan dahulu,
- Kelas berapa?,
- Siapa yang harus dilibatkan dalam penelitian ?,
- Kepada siapa meminta bantuan konsultasi dan
lainnya yang diperlukan dalam penelitian?,
3. Susun jadwal yang realistik,
4. Libatkan pihak lain,
Contohnya melibatkan tindakan pihak lain seperti guru
lain, siswa, kepala sekolah, pengawas agar kesahihan tindakan yang dicobakan
dapat dijaga.
5.
Buatlah
pihak lain terinformasi,
6. Ciptakan sistem umpan balik
Dalam PTK
(guru) perlu segera memberitahukan hasil penelitiannya karena pihak lain yang
terkait memungkinkan baginya mendapatkan umpan balik untuk mendapatkan masukan
korektif dan perbaikan,
7.
Buatlah
jadwal penulisan.
E. Bentuk PTK
Oja dan Smulyan (1989)
membedakan adanya 4 PTK :
1. Guru sebagai peneliti
2. Penelitian tindakan
kolaboratif,
3.
Simultan terintegrasi,
4. Administrasi sosial
eksperimental.
Bentuk pertama PTK guru sebagai peneliti memiliki ciri
penting yaitu sangat berperannya guru itu sendiri dalam PTK. Dalam bentuk ini
tujuan utama PTK adalah untuk meningkatkan praktek-praktek pembelajaran di
kelas dimana guru terlbat penuh dalam proses perencanaan, aksi dan refleksi.
Bentuk kedua PTK kolaboratif melibatkan berbagai pihak
baik guru, kepala sekolah, maupun pengawas dosen PGSD serentak dengan tujuan
untuk meningkatkan praktek pembelajaran, menyumbang pada perkembangan teori.dan
peningkatan karir guru.
Bentuk ketiga, simultan terintegrasi, tujuan utama
diadakan PTK bentuk ini adalah untuk dua hal sekaligus memecahkan persoalan
praktis dalam pembelajaran dan untuk menghasilkan pengetahuan yang ilmiah dalam
bidang pembelajaran di kelas.
Bentuk keempat, penelitian administrasi sosial
eksperimental, lebih menekankan dampak kebijakan dan praktek. Guru tidak
dilibatkan dalam perencanaan aksi dan refleksi terhadap praktek pembelajarannya
sendiri dalam kelas. Guru tidak banyak memberi masukan pada proses penelitian
ini tanggung jawab penuh terletak pada pihak luar, meskipun objek penelitian
terletak di dalam kelasnya seorang guru tertentu.
F. Rencana dan Prosedur Penelitian Tindakan Kelas
1. Perencanaan Penelitian Tindakan Kelas
1. Perencanaan Penelitian Tindakan Kelas
PTK dilaksanakan melalui proses pengkajian
berdaur yang terdiri dari 4 tahap, yaitu merencanakan, melakukan tindakan,
mengamati dan melakukan refleksi. Masalah dalam PTK dipicu oleh munculnya
kesadaran pada diri guru bahwa praktik yang dilakukannya selama ini di kelas
mempunyai masalah yang perlu diselesaikan. Permasalahan yang muncul di kelas
dan usaha untuk memperbaiki dari permasalahan tersebut muncul dari dalam guru
sendiri secara alami, bukan dari dan oleh orang lain. Penelitian melalui
refleksi diri (self-reflection inquiry).
PTK mensyaratkan guru mengumpulkan data dari apa
yang telah dilakukannya sendiri (bukan bersumber dari orang lain) melalui
refleksi diri untuk menemukan kelemahan dan kekuatan dari tindakan yang telah
dilakukannya dan mencoba memperbaiki kelemahan dan mengulangi bahkan
menyempurnakan tindakan-tindakan yang dianggap sudah baik. Peneliti memberikan
perlakuan atau treatment yang berupa tindakan yang terencana untuk
memecahkan permasalahan dan sekaligus meningkatkan kualitas yang dapat
dirasakan implikasinya oleh subjek yang diteliti.
Langkah-langkah yang penelitian yang
direncanakan selalu dalam bentuk siklus, tingkatan atau daur yang memungkinkan
terjadinya kerja kelompok maupun kerja mandiri secara intensif. Siklus
penelitian tersebut yang memiliki pola: perencanaan (planning),
pelaksanaan (action), observasi (observation), refleksi (reflection),
dan revisi (revision).
2. Prosedur Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas
Bagaimana langkah-langkah
praktis pelaksanaan penelitian tindakan kelas tersebut dapat dijabarkan secara
jelas dan mudah dipahami. Untuk menjawab pertanyaan tersebut, pada bagian ini
akan difokuskan pada kegiatan pokok, yaitu (1) planning, (2) acting,
(3) observing, (4) reflecting. Kegiatan-kegiatan ini disebut
dengan satu siklus kegiatan pemecahan masalah. Apabila satu siklus belum
menunjukkan tanda-tanda perubahan ke arah perbaikan, kegiatan riset dilanjutkan
pada siklus kedua, dan seterusnya, sampai peneliti merasa puas
1. Planning
Kegiatan planning antara lain sebagai berikut :
(1) identifikasi masalah,
(2) perumusan masalah dan analisis penyebab masalah,
dan
(3) pengembangan intervensi (action/solution).
a. Identifikasi
masalah
Identifikasi masalah merupakan tahap pertama
dalam serangkaian tahapan penelitian. Identifikasi masalah merupakan tahap
kualitas masalah yang diteliti. Masalah yang asal-asalan (kurang teridentifikasi)
dapat menyebabkan pemborosan energi karena penelitiannya tidak membawa temuan
yang bermanfaat.
Untuk itu, beberapa langkah berikut perlu
diikuti dengan saksama sebagai cara untuk menemukan masalah yang dapat didekati
dengan penelitian tindakan kelas.
1) Masalah
harus riil dan on-the job problem oriented, artinya masalah tersebut
dibawah kewenangan seorang guru untuk memecahkan. Masalah itupun datang dari
pengamatan (pengalaman) seorang guru sendiri melalui kegiatan sehari-hari,
bukan datang dari pengamatan/pengalaman orang lain. Masalah itu
dilihat/diamati/dirasakan dalam pelaksanaan tugas mengajar sehari-hari.
Masalah-masalahnya nyata karena didukung dengan data empiris seperti data
kelas, data sekolah observasi, dan catatan harian (journal).
2) Masalah
harus problematik (artinya, masalah tersebut perlu dipecahkan). Tidak semua
masalah pendidikan (pembelajaran) yang nyata adalah masalah-masalah yang
problematik, karena: (a) pemecahan masalah tersebut kurang mendapat dukungan
literatur/sarana prasarana/birokratis, (b) pemecahan masalah belum mendesak
dilaksanakan, dan (c) ternyata guru tidak mempunyai wewenang penuh untuk
memecahkan.
3) Masalah
harus memberi manfaat yang jelas, artinya pemecahan masalah tersebut akan
memberi manfaat yang jelas atau nyata. Untuk itu, pilihlah masalah penelitian
yang memiliki asas manfaat secara jelas.
4) Masalah PTK
harus feasible (dapat dipecahkan atau ditangani). Apakah dilihat dari
sumber daya peneliti (waktu, dana, dukungan birokrasi, dan seterusnya) masalah
tersebut dapat dipecahkan. Untuk itu, harus dipilih masalah-masalah yang
feasible dengan pertimbangan faktor-faktor pendukung diatas.
b. Perumusan
masalah dan analisis penyebab masalah
Setelah teridentifikasi,
masalah dapat dirumuskan kedalam kalimat pertanyaan dengan memerhatikan kata
tanya apa, kapan, siapa, dimana, mengapa, berapa banyak.
Analisis penyebab masalah (probable
causes) merupakan langkah kedua planning yang penting dilakukan. Setelah
mendapatkan masalah riil, problematik, bermanfaat, dan dapat dipecahkan,
langkah selanjutnya adalah mengidentifikasi penyebab masalah tersebut. Melalui
brainstorming (secara kolaboratif), analisis penyebab munculnya masalah dapat
dijabarkan dengan mudah. Dengan memahami berbagai kemungkinan penyebab masalah
tersebut, suatu tindakan (alternative solution) dapat dikembangkan. Untuk
memastikan akar penyebab masalah tersebut, beberapa teknik pengumpulan data
dapat diterapkan, misalnya (a) mengembangkan angket, (b) mewawancarai siswa,
(c) melakukan observasi langsung dikelas.
c. Pengembangan Intervensi
Pengembangan intervensi
merupakan langkah ke-3 dalam planning. Intervensi perlu dikembangkan
berdasarkan akar penyebab masalah itu. Intervensi yang dipilih haruslah yang
terdukung oleh sumber daya yang ada.
2. Acting
Action (intervensi) dilaksanakan peneliti untuk
memperbaiki masalah. Pada saat pelaksanaan ini, guru harus mengambil peran
dalam pemberdayaan siswa sehingga mereka menjadi agent of change bagi diri dan
kelas. Kelas diciptakan sebagai komunitas bellajar daripada laboratorium
tindakan. Jadi, cara-cara empiris membagi kelas menjadi kelompok kontrol dan
treatment harus dihindarkan.
Selama melaksanakan tindakan, guru sebagai pelaksana
intervensi tindakan mengacu pada program yang telah dipersiapkan dan disepakati
bersama dengan teman sejawat. Peneliti yang akan mengubah atau
melaksanakan perbaikan atas metode tindakan dikelas, perlu ada alasan
yang mendasar dan ada kesepakatan bersama.
Untuk mengurangi kemungkinan terjadinya kelemahan
dalam pelaksanaan tindakan, persiapan dalam perencanaan perlu dilakukan secara
maksimal, agar pelaksanaan tindakan tidak mengalami kesulitan. Kebersamaan
antar tim peneliti atau hasil masukan yang disampaikan oleh para pakar atau
ahli pendidikan perlu mendapatkan perhatian.
3. Observing
a. Pengumpulan
data
Prinsip pengumpulan data dalam penelitian tindakan
kelas tidak jauh berbeda dengan prinsip pengumpulan data pada jenis penelitian
yang lain. Pada umumnya dalam penelitian tindakan kelas, baik data kualitatif
maupun data kuantitatif dimanfaatkan untuk menggambarkan perubahan yang
terjadi: perubahan pada kinerja guru, hasil prestasi siswa, perubahan kinerja
siswa, dan perubahan suasana kelas.
Observasi adalah kegiatan pengamatan (pengumpulan
data) untuk memotret seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran. Efek
dari suatu intervensi terus dimonitor secara reflektif. Data-data apa saja yang
perlu dikumpulkan? Data kuantitatif tentang kemajuan siswa dan data kualitatif
perlu dikumpulkan. Pada langkah ini, peneliti menguraikan jenis-jenis data yang
dikumpulkan, cara pengumpulan data, dan alat koleksi data tentang fenomena
kelas yang dibuat siswa dan guru merupakan informasi yang berharga.
b. Sumber data
Data yang baik adalah data yang diambil dari sumber
yang tepat dan akurat. Siapa/apa yang dapat dijadikan sumber data yang tepat?
Jika akan mengungkap minat siswa maka yang tepat untuk dilakukan adalah
langsung wawancara atau memberi angket kepada siswa, bukan kepada guru atau
orang tua. Disamping siswa, ada beberap sumber data lain yang dapat
dimanfaatkan dalam penelitian tindakan kelas, yaitu buku harian, dokumen
(catatan tentang hasil belajar), laporan pengamatan dan tes hasil belajar
c. Critical
friend dalam penelitian tindakan
Teman atau yang mungkin akan dijadikan kolaborator
oleh peneliti, memainkan peran yang sangat penting dalam penelitian tindakan
kelas. Critical friend merupakan pihak ketiga yang dapat meningkatkan
kualitas hasil penelitian tindakan. Mereka seorang kritikus yang mampu dan
bersedia memberikan saran positif dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas.
Sekalipun demikian, para anggota tim penelitian
tindakan harus hati-hati dalam memilih critical friend tersebut agar
tidak menyesatkan dan menyulitkan. Mereka harus orang-orang yang siap membantu dan
ahli dalam bidangnya. Seyogianya dalam memilih critical friend memenuhi
syarat berikut:
1) Critical friend dipilih
berdasarkan kebutuhan kelompok penelitian tindakan.
2) Critical friend adalah teman
positif yang siap membantu kegiatan penelitian.
3) Critical friend adalah teman
yang siap berbangi pengalaman/pengetahuan.
4) Critical friend hadir karena
diundang oleh peserta kelompok peneliti PTK. Jadi, selama dibutuhkan, harus
siap membantu.
Untuk itu, jika dalam kegiatan penelitian diperlukan
adanya critical friend maka harus dipilih secara hati-hati dan tepat.
Jika hal ini diabaikan dapat mengakibatkan rendahnya kualitas data penelitian
yang dikumpulkan, dan jika ini terjadi maka seluruh kegiatan penelitian itu
tidak bermakna dan tidak bermanfaat.
d. Analisis
data
Tahapan sesudah pengumpulan data adalah analisis data.
Walaupun data yang telah dikumpulkan lengkap dan valid, jika peneliti tidak
mampu menganalisisnya maka datanya tidak akan memiliki nilai ilmiah yang dapat
digunakan untuk perkembangan ilmu pengetahuan.
Kegiatan pengumpulan data yang benar dan tepat
merupakan jantungnya penelitian tindakan, sedangkan analisis data akan memberi
kehidupan dalam kegiatan penelitian. Untuk itu, seorang peneliti perlu memahami
teknik analisis data yang tepat agar manfaat penelitiannya memiliki nilai
ilmiah yang tinggi.
Dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas, ada dua
jenis data yang dapat dikumpulkan peneliti.
1) Data kuantitatif (nilai hasil belajar
siswa) yang dapat dianalisi secara deskriptif. Dalam hal ini, peneliti
menggunakan analisis statistik deskriptif.
2) Data kualitatif yaitu data yang berupa
informasi berbentuk kalimat yang memberi gambaran tentang ekspresi siswa
tentang tingkat pemahaman terhadap suatu mata pelajaran, pandangan atau sikap
siswa terhadap metode belajar yang baru, motivasi belajar dan sejenisnya, dapat
dianalisi secara kualitatif
Statistik deskriptif dapat digunakan untuk mengolah
karakteristik data yang berkaitan dengan menjumlah, merata-rata, mencari
persentase, dan menyajikan data yang menarik, mudah dibaca dan diikuti alur
berpikirnya (grafik, tabel, chart). Hal yang lebih penting lagi adalah
statistik dapat digunakan untuk memaknai data statistik kelas.
Analisis merupakan usaha
untuk memilih, membuang, menggolongkan, serta menyusun kedalam kategorisasi,
mengklasifikasi data untuk menjawab pertanyaan pokok: (1) tema apa yang dapat
ditemakan pada data, (2) seberapa jauh data dapat mendukung tema/arah/tujuan
penelitian.
4. Reflecting
Reflection adalah kegiatan mengulas secara kritis
(reflective) tentang perubahan yang terjadi (a) pada siswa, (b) suasana kelas,
dan (c) guru. Pada tahap ini, guru sebagai peneliti menjawab pertanyaan mengapa
(why), bagaimana (how), dan seberapa jauh (to what extent) intervensi telah
menghasilkan perubahan secara signifikan. Kolaborasi dengan teman akan berperan
penting dalam memutuskan seberapa jauh action telah membawa perubahan.
Berdasarkan hasil refleksi tersebut, peneliti/penulis
mencoba untuk mengatasi kekurangan yang terjadi akibat tindakan yang telah
dilakukan. Hal ini jika ditemukan cara atau strateginya maka diperlukan rencana
untuk melaksanakan tindakan/siklus berikutnya. Siklus ini merupakan perbaikan
dari siklus sebelumnya, tahapan dari setiap siklus perlu disusun rencana yang
matang dengan memerhatikan hasil refleksi dari siklus sebelumnya.
5. Akhir
tindakan
Jika penelitian sudah dianggap selesai maka peneliti
perlu menyusun laporan penelitian. Yang perlu ditulis pada laporan setidaknya
menyangkut aspek yang berkaitan dengan hal-hal berikut.
a. Setting
yang memberi gambaran tentang kondisi lapangan/kelas tempat penelitian
dilakukan, disertai penjelasan adanya perbedaan antara model pembelajaran yang
biasa dilakukan dengan model yang sedang dilaksanakan melalui penelitian
tindakan kelas.
b. Penjelasan
hasil pelaksanaan tiap siklus dengan data lengkap hasil pengamatan disertai
hasil refleksinya. Data yang disajikan merupakan potret dari semua kejadian
selama tindakan pada siklus tertentu berlangsung, dengan berbagai jenis metode
dan instrumen yang digunakan. Data dapat dibuat dalam bentuk tabel/grafik
disertai deskripsi dan ulasan selengkap mungkin.
c. Setelah
semua siklus dijelaskan, kemudian dianalisi dengan memerhatikan hasil
keseluruhan siklus. Langkah ini sering dinamakan pembahasan. Hasil pengamatan
dari sikluss ke siklus dapat disusun dalam bentuk grafik atau tabel dengan
diberikan ulasan terhadap perubahan atau perbaikan akibat tindakan yang
dilakukan.
Dalam
hal ini disarankan agar peneliti responsif terhadap perubahan yang berkembang
dikelas. Perubahan
yang terjadi pada siswa dipotret (disajikan sebagai bukti), seperti:
a. Hasil belajar harian/tengah
semester/semester.
b. Perhatian dan motivasi terhadap
pelajaran.
c. Perubahan sikap
Perubahan yang terjadi pada diri guru sebagai
peneliti, seperti:
a. Peningkatan pengetahuan
pengelolaan kelas.
b. Kepercayaan diri.
c. Peningkatan keterampilan.
d. Pemahaman terhadap berbagai model
pembelajaran.
e.
Kemampuan mendeteksi perubahan akibat tindakan.
Hopkins (1993) menyebutkan
ada 5 prinsip dasar atau karakteristik kunci observasi, yang secara singkat
apat di deskripsikan seperti berikut :
a. Perencanaan Bersama
a. Perencanaan Bersama
Observasi yang baik diawali
dengan perencanaan bersama antara pengamat dengan yang diamati, dalam hal ini
antar teman sejawat yang akan membantu mengamati dengan guru yang akan
mengajar. Perencanaan bersama ini bertujuan untuk membangun rasa saling percaya
dan menyepakati beberapa hal seperti fokus yang diamati, pelajaran yang akan
berlangsung, bagaimana sikap pengamat terhadap siswa, dan dimana pengamat akan
duduk.
b. Fokus
Fokus pengamatan mungkin
sangat luas atau umum, tetapi dapat pula sangat khusus atau spesifik. Fokus
yang luas akan menyebabkan pengamat lebih banyak mengandalkan pertimbangan yang
bersifat subjektif dalam menafsirkan data, sehingga tidak akan banyak manfaatnya
bagi guru yang diamati. Kecuali jika berbagai hal telah disepakati sebelumnya.
Sebaliknya, fokus yang
sempit atau spesifik akan menghasilkan data yang sangat bermanfaat bagi
pertumbuhan profesional guru.
c. Membangun Kriteria
Observasi akan sangat
membantu guru, jika kriteria keberhasilan atau sasaran yang ingin dicapai sudah
disepakati sebelumnya.
d. Keterampilan Observasi
d. Keterampilan Observasi
Seorang pengamat yang baik
memiliki minimal tiga keterampilan, yaitu : 1) dapat menahan diri untuk tidak
terlalu cepat memutuskan dalam menginterpretasikan suatu peristiwa. 2) Dapat
menciptakan suasana yang memberi dukungan dan menghindari terjadinya suasana
yang menakutkan guru atau siswa. 3) Menguasai berbagai teknik untuk menemukan
peristiwa atau interaksi yang tepat untuk direkam, serta alat/instrumen perekam
yang efektif untuk episode tertentu.
e. Balikan (feed back)
e. Balikan (feed back)
Hasil observasi dapat
dimanfaatkan jika ada balikan yang tepat, yang disajikan dengan memperhatikan
hal-hal berikut :
- Diberikan segera setelah pengamatan,
- Diberikan segera setelah pengamatan,
- Balikan diberikan berdasarkan data faktual
yang direkam secara cermat dan sistematis.
- Data diinterpretasikan sesuai dengan kriteria
yang sudah disepakati sebelumnya,
- Guru yang dimintai diberi kesempatan pertama
untuk menafsirkan data,
- Diskusi mengarah kepada pengembangan strategi
untuk membangun apa yang telah dipelajari.
a. Analisis Data
Analisis data dapat dilakukan secara bertahap, pertama
dengan menyeleksi dan mengelompokan, kedua dengan memaparkan atau
mendeskripsikan data, dan terakhir menyimpulkan atau memberi makna. Pada tahap
pertama data diseleksi, difokuskan, tahap ini sering disebut reduksi data.
Kemudian data diorganisasikan sesuai dengan hipotesis atau pertanyaan
penelitian yang ingin dicari jawabannya. Tahap kedua, data yang sudah
terorganisasi ini di deskripsikan sehingga bermakna baik dalam bentuk narasi,
grafik, maupun tabel. Akhirnya, berdasarkan paparan atau deskripsi yang telah
dibuat ditarik kesimpulan dalam bentuk pertanyaan atau formula singkat.
b. Refleksi
b. Refleksi
Melalui refleksi, guru dapat menetapkan apa yang telah
dicapai serta apa yang perlu diperbaiki lagi dalam pembelajaran berikutnya.
Refleksi dilakukan melalui analisis dan sintesis serta induksi dan deduksi.
Selain itu juga dengan merenungkan kembali secara intensif kejadian-kejadian
atau peristiwa yang menyebutkan munculnya sesuatu yang diharapkan atau tidak.
C. Perencanaan Tindak Lanjut.
C. Perencanaan Tindak Lanjut.
Jika tindakan perbaikan belum berhasil menjawab
masalah yang menjadi kerisauan guru, maka hasil analisis data dan refleksi
digunakan untuk merencanakan kembali tindakan perbaikan bahkan bila perlu
dibuat rencana baru. Jika ini terjadi, maka akan terdapat siklus dua PTK yang
llangkah-langkahnya tetap sama yaitu perumusan masalah, perencanaan tindakan,
pelaksanaan tindakan, observasi dan interpretasi serta analisis data dan
refleksi.
Laporan
Laporan penelitian
merupakan dokumentasi dari penelitian yang dilakukan. Laporan penelitian
merupakan satu dokumen penting yang mendokumentasikan segala komponen
penelitian, mulai dari latar belakang munculnya masalah, rumusan masalah,
tujuan penelitian, hipotesis, manfaat penelitian, metodologi penelitian,
analisis data, temuan dan diskusi serta kesimpulan dan rekomendasi.
Dalam PTK, aktor utama
adalah guru. Laporan penelitian terutama bermanfaat bagi guru dan tentu saja
bagi sekolah tempat guru mengajar. Jika guru membuat laporan PTK, laporan ini
dapat dibaca oleh guru lain sehingga hasil atau strategi ykebaikan yang
diterapkan dapat ditelaah dan barangkali dapat dicoba, lebih-lebih jika
kerisauan yang dihadapi guru ada persamaannya. Laporann penelitian biasanya
diakhiri dengan kesimpulan dan rekomendasi. Laporan ini tentu harus memenuhi
kaidah tertentu terutama sistematika laporan.
Laporan Hasil PTK
Laporan PTK perlu dibuat oleh peneliti untuk beberapa kepentingan antara lain sebagai berikut :
a. sebagai dokumen hasil penelitian yang dapat
dimanfaatkan oleh guru untuk bahan kenaikan pangkat,
b. Sebagai acuan bagi guru dan peneliti lain untuk
mengambil tindakan dalam menangani masalah serupa/ yang hampir sama.
c. Sebagai bahan pertimbangan, perbandingan bagi peneliti
lain/ peneliti yang sama dalam memperoleh inspirasi untuk melakukan penelitian.
d. Sebagai bahan bagi orang lain/ peneliti lain dalam
memberikan kritik dan saran terhadap hasil penelitian yang sudah ada.
Sebenarnya pembuatan laporan sudah bisa anda mulai sejak menyusun proposal penelitian, karena proposal bukan hanya sebagai usulan untuk melaksanakan PTK, tetapi juga sebagai guru dapat memberikan contoh yang lebih baik.
Sebenarnya pembuatan laporan sudah bisa anda mulai sejak menyusun proposal penelitian, karena proposal bukan hanya sebagai usulan untuk melaksanakan PTK, tetapi juga sebagai guru dapat memberikan contoh yang lebih baik.
Bentuk/susunan laporan.
Laporan dalam PTK adalah sebuah rangkaian kegiatan
dari mulai perencanaan (plan) sampai dengan perencanaan (plan) berikutnya, atau
perencanaan yang telah direvisi. Dengan demikian maka pada laporan tindakan
kelas akan nampak mulai dari rumusan tujuan yang akan dicapai, metoda atau
prosedur yang akan digunakan. Masalah yang muncul dan cara mengatasi/memecahkan
masalah tersebut.
Susunan atau format laporan PTK menurut Syarif (2015) yang telah mengalami penyesuaian adalah sebagai berikut :
I. Pendahuluan
Susunan atau format laporan PTK menurut Syarif (2015) yang telah mengalami penyesuaian adalah sebagai berikut :
I. Pendahuluan
- Latar Belakang
- Rumusan Masalah
- Tujuan Penelitian
- Manfaat Penelitian
II. Kajian Pustaka
-
Uraian
teori mengenai variabel Y
-
Uraian
teori mengenai variabel X
-
Kerangka
berfikir
-
Hipotasis
tindakan
III. Metode Penelitian
- Setting
- Prosedur siklus Penelitian
- Metode pengumpulan data Penelitian
- Metode analisis data
- Indikator keberhasilan
IV. Hasil Penelitian dan Pembahasan
- Gambaran kondisi kelas
-Deskripsi data hasil penelitian
- Pembahasan Hasil Penelitian
- Pembahasan Hasil Penelitian
V. Kesimpulan dan Saran/Rekomendasi
-
Simpulan
-
saran
-
Daftar
Kepustakaan
-
Lampiran
Agar dapat membuat laporan hasil PTK yang baik, PTK yang dibuat harus tetap mengacu pada proposal, selain dapat memudahkan anda dalam membuat laporan proposal dapat juga digunakan untuk menguji apakah semua rencana yang dituangkan dalam proposal dapat dilaksanakan dengan baik atau tidak. Dengan kata lain, bahwa proposal dapat digunakan untuk menuai keberhasilan dalam melaksanakan PTK.
Agar dapat membuat laporan hasil PTK yang baik, PTK yang dibuat harus tetap mengacu pada proposal, selain dapat memudahkan anda dalam membuat laporan proposal dapat juga digunakan untuk menguji apakah semua rencana yang dituangkan dalam proposal dapat dilaksanakan dengan baik atau tidak. Dengan kata lain, bahwa proposal dapat digunakan untuk menuai keberhasilan dalam melaksanakan PTK.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action
Research) yang dikenal dengan PTK merupakan salah satu jenis penelitian di
bidang pendidikan yang paling relevan dengan upaya pembaharuan, diantaranya
dalam proses belajar di kelas. Dalam skala yang lebih luas, PTK juga dapat
digunakan untuk melakukan upaya pembaharuan kebijakan dalam lingkup institusi (
sekolah).
PTK adalah suatu studi sosial (khususnya di
bidang pendidikan) dengan maksud memperbaiki kualitas tindakan di dalamnya. PTK
bukan termasuk kategori penelitian formal, karena keduanya memiliki
karakteristik yang berbeda.
PTK yang dilakukan oleh guru memiliki dua tujuan :
PTK yang dilakukan oleh guru memiliki dua tujuan :
a. Untuk memperbaiki dan atau meningkatkan
kualitas praktek pembelajaran secara berkesinambungan.
b. Untuk menumbuhkan budaya meneliti di kalangan guru.
PTK memiliki manfaat untuk mengembangkan
kurikulum dalam arti luas. Hasil dari PTK sangat relevan dimanfaatkan untuk
pengembangan kurikulum tingkat kelas atau sekolah. Dalam pelaksanaannya, PTK
merupakan proses pengkajian yang dilakukan melalui estafet berdaur (cylical).
Terdapat lima langkah yang merupakan titik-titik kegiatan dalam suatu siklus
pelaksanaan PTK, yaitu :
-
Pengembangan
fokus masalah penelitian;
-
Perencanaan
tindakan;
-
Pelaksanaan
tindakan dan observasi-interpretasi;
-
Analisis
dan refleksi; dan
-
Perencanaan
tindak lanjut.
3.2 Saran
Untuk memperoleh hasil yang maksimal, PTK hendaknya
dilakukan secara kolaborasi antara guru dengan rekan sejawatnya . Hal ini
penting untuk diperhatikan karena sebagai pelaku PTK, guru memerlukan pengamat
yang mampu melakukan pengamatan secara objektif.
DAFTAR PUSTAKA
Wiriaatmadja, Rochiati. 2005. Metode
Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Remaja Rosda Karya
Hidayat Syarif, Asip. 2015. Penelitian Tindakan Kelas.
Tangerang: Pustaka Mandiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar