BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG
Dalam rangka meningkatkan pengembangan
“ Sumber Daya Manusia “ , dunia pendidkan memiliki reorientasi program melalui
peningkatan kemampuan dalam pembobotan kurikulum , mutu tenaga pengajar ( dalam
hal ini guru ) , dan teknik pembelajaran dalam upaya peningkatan kualitas hasil
belajar , sehingga diharapkan mampu menciptakan sumber daya manusia yang
memiliki sikap , pengetahuan dan ketrampilan yang memadai ,
Menurut American Association of Physics
Teacher (1988:3 ) “ Pemegang peranan penting mutu pendidikan adalah guru”.
Artinya guru sebagai kunci dari mutu pendidikan. Bagi bangsa Indnesia mutu
pendidikan terus diusahakan pengembangan dan peningkatan seperti juga aspek
kehidupan lain .
Mundilarto ( 2001 : 3 ) Dalam hasil
penelitiannya menunjukkan bahwa kecenderungan rendahnya mutu pendidikan
terutama pada mata pelajaran IPA ( Science / Sains ) semakin terlihat jelas
pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Mutu pendidikan disuatu tingkat
ditentukan oleh mutu pendidikan di tingkat sebelumnya dan yang menjadi inti
penentu mutu pendidikan tersebut adalah mutu guru. Oleh karena itu langkah
strategis kearah peningkatan mutu pendidikan harus ditujukan pada upaya
peningkatan mutu guru sekolah .
Mutu guru , termasuk sekolah guru
terlihat pada kompetensi mereka . Tim Direktorat Tenaga Kependidikan bersama
Pusat Kurikulum , PGRI dan LPTK ( 2003 : 12 ) menunjukkan bahwa skor Kompetensi
Guru SD untuk semua mata pelajaran dibawah 50 % , kecuali bahasa Indonesia
paling tinggi 54% terendah IPS dan IPA yaitu 35% sampai 40%. Ada kecenderungan
guru kelas belum bisa memadukan konsep IPA dan cara mengajarkan di SD .
Terlebih harus menguasai beberapa pelajaran di kelas tersebut seperti IPA . IPS
, B.Indonesia, Matematika , PKN , dan SBK . Sehingga fokus terhadap strategi
pengajaran yang baik dan kreatif sering terabaikan . Kalau tidak boleh dibilang
sangat kurang.
B. RUMUSAN MASALAH
Mengingat keadaan tersebut diatas ,
maka prioritas perhatian pada peningkatan mutu guru sekolah harus didukung dan
diwujudkan . Dukungan dan perwujudan terhadap perhatian terutama pada mutu
pendidikan guru sekolah akan menjamin kemungkinan pendidikan ditingkat
selanjutnya menjadi lebih baik pula.Oleh karena itu dalam pendidikan profesi
guru inilah dilakukan pemantapan dalam berbagai materi yang dipandang menjadi
dasar dalam persiapan kelanjutan mereka setelah menempuh pendidikan sebelumnya.
Materi Konsep Dasar Pendidikan IPA ini
ditujukan kepada peserta pendidikan profesi guru agar mampu menerapkan
pengetahuan dan ketrampilan yang diperoleh dari mata kuliah yang mendukung,
serta dapat membuat dan menggunakan sumber belajar dalam mengajarkan IPA
dikelas . Penyajian penguatan Konsep Pendidikan IPA ini disajikan dalam bentuk
perkuliahan teradu dengan berbagai aktivitas berupa , demonstrasi , diskusi ,
penyusunan rencana pembelajaran , latihan mengajar melalui peer teaching dan
pengayaan . sehingga peserta didiknya akan memperoleh ketrampilan dan
pengalaman seperti ilmuwan yang maksimal melalui pembentukan sikap ilmiah
C. TUJUAN
Dengan rumusan masalah diatas , maka
tujuan dari penguatan Konsep Sains adalah meningkatkan ketrampilan Tenaga
Pendidik dalam hal ini guru agar dapat meningkat kan “ Pendekatan Proses “ dan
melaksanakannnya dalam Pembelajaran di kelas pembelajaran Ilmu Science atau
Sains .
BAB II
PEMBAHASAN
A. Hakekat dan Pengertian Sains (Science)
1.
Hakekat Sains (Science)
Mengetahui cara pandang seseorang
tentang sains merupakan faktor penting yang menentukan arah pembelajaran sains.
Pernyataan ini adalah hasil penelitian, bahwa persepsi guru tentang sains akan
mempengaruhi proses pembelajarannya. Berbeda alat pandang akan memberikan hasil
pandang yang berbeda. Orang awam akan memandang sains sebagai susunan
informasi-informasi ilmiah.
Ilmuwan akan memandang atau
mendefinisikan sains sebagai metode yang dengannya hipotesis diuji. Filsuf akan
memandang sains sebagai cara yang berisi tanya-jawab,rangkaian tanya-jawab akan
kebenaran dari apa yang telah diketahui manusia.
James B. Conant, mendeskripsikan sains
sebagai rangkaian konsep dan pola konseptual yang saling berkaitan yang
dihasilkan dari eksperimen dan observasi. Hasil-hasil eksperimen dan observasi
yang diperoleh sebelumnya menjadi bekal bagi eksperimen dan observasi
selanjutnya, sehingga memungkinkan ilmu pengetahuan tersebut untuk terus
berkembang . Pengertian IPA menurut Carin & Sound (1989) adalah suatu
sistem untuk memahami alam semesta melalui observasi dan eksperimen yang
terkontrol.
Abruscato(1996) dalam bukunya yang
berjudul “Teaching Children Science”. Mendefinisikan tentang IPA sebagai
pengetahuan yang diperoleh lewat serangkaian proses yang sistematik guna
mengungkap segala sesuatu yang berkaitan dengan alam semesta.The Harper
Encyclopedia of Science mendefinsikan sains sebagai suatu pengetahuan dan
pendapat yang tersusun dan didukung secara sistematis oleh bukti-bukti yang
dapat diamati.Jika menggunakan sudut pandang yang lebih menyeluruh, sains
seharusnya dipandang sebagai cara berpikir (a way of thinking).
Cara memperoleh pemahaman tentang alam
dan sifat-sifatnya, cara untuk menyelidiki (a way of investigating) bagaimana
fenomena-fenomena alam dapat dijelaskan, sebagai batang tubuh pengetahuan (a
body of knowledge) yang dihasilkan dari keingintahuan (inquiry) orang.
Menggunakan pemahaman akan aspek-aspek yang fundamental ini, seorang guru sains
(IPA) dapat terbantu ketika mereka menyampaikan pada para siswa gambaran yang
lebih lengkap dan menyeluruh tentang semesta.
a.
Sains sebagai cara untuk berpikir (a way
of thinking)
Sains
merupakan aktivitas manusia yang dicirikan oleh adanya proses berpikir yang
terjadi di dalam pikiran siapapun yang terlibat di dalamnya. Pekerjaan para
ilmuwan yang berkaitan dengan akal, menggambarkan keingintahuan manusia dan
keinginan mereka untuk memahami gejala alam. Masing-masing ilmuwan memiliki
sikap, keyakinan, dan nilai-nilai yang memotivasi mereka untuk memecahkan
persoalan-persoalan yang mereka temui di alam. Ilmuwan digerakkan oleh rasa
keingintahuan yang sangat besar, imajinasi, dan pemikiran dalam penyelidikan
merekauntuk memahami dan menjelaskan fenomena-fenomena alam. Pekerjaan
merekatermanifestasi dalam aktivitas kreatif dimana gagasan-gagasan dan
penjelasan-penjelasan tentang fenomena alam dikonstruksi di dalam pikiran.
b.
Sains sebagai cara untuk menyelidiki (a
way of investigating)
Siapa
saja yang berkeinginan memahami alam dan menyelidiki hukum-hukumnya harus
mempelajari gejala alam/peristiwa alam dan segala hal yang terlibat didalamnya.
Petunjuk-petunjuk yang ada pada gejala alam pada kenyataannya telah tertanam di
alam itu sendiri.Sains terbentuk dari proses penyelidikan yang terus menerus.
Hal yang menentukan sesuatu dinamakan sebagai sains adalah adanya pengamatan
empiris. Jika ketajaman perhatian kita pada fenomena alam ditandai dengan
adanya penggunaan proses ilmiah seperti pengamatan, pengukuran, eksperimen, dan
prosedur-prosedur ilmiah lainnya, maka itulah pengetahuan ilmiah.
c.
Sains Sebagai Batang Tubuh Pengetahuan
(a body of knowledge)
Sains
merupakan batang tubuh pengetahuan yang terbentuk dari
fakta-fakta,konsep-konsep, prinsip-prinsip, hipotesis-hipotesis, teori-teori,
dan model-model membentuk kandungan (content ) sains. Pembentukan ini merupakan
proses akumulasi yang terjadi sejak zaman dahulu hingga penemuan pengetahuan
yang sangat baru.
d.
Fakta
Fakta
merupakan produk paling dasar dari sains (IPA). Fakta-fakta merupakan dasar
dari konsep-konsep, prinsip-prinsip, dan teori-teori. Fakta menunjukkan
kebenaran dan keadaan sesuatu. Karena fakta-fakta diperoleh dari hasil
observasi, makafakta-fakta merepresentasikan apa yang dapat dilihat.
Seringkali, dua buah kriteriaberikut ini digunakan untuk mengidentifikasi
sebuah fakta. (a) dapat diamatai secara langsung, (b) dapat didemonstrasikan
kapan saja. Oleh karena itu, fakta-fakta terbuka bagi siapapun yang ingin
mengamatinya. Namun, kita harus ingat bahwa dua kriteria diatas tidak selalu
berlaku karena ada informasi faktual yang hanya terjadi sekali dalam jangka
waktu yang sangat lama, seperti erupsi gunung berapi.
e. Konsep
Fakta-fakta hanyalah merupakan bahan
kasar dan harus diolah lagi sehingga membentuk gagasan yang berarti dan
hubungan-hubungan antar fakta. Aktivitas berpikir dan menalar diperlukan untuk
mengidentifikasi pola dan membuat kaitan antar data,sehingga membentuk
pertalian yang disebut dengan konsep. Konsep adalah abstraksi dari
kejadian-kejadian, benda-benda, atau gejala yang memiliki sifat tertentu atau
lambang. Ikan, misalnya, memiliki karakteristik tertentu yang membedakannya
dengan reptil dan mamalia. Dikemukakan oleh Collette &Chiappetta, menurut
Bruner, Goodnow, dan Austin (1956), sebuah konsep setidaknya memiliki 5 unsur,
(1) nama, (2) definisi, (3) lambang, (4) nilai, dan (5) contoh. Misalnya konsep
tentang perpindahan. Nama dari konsep adalah perpindahan, definisinya adalah
sebuah vektor yang arahnya dari benda pada kedudukan awal menuju kedudukan
akhir dan mempunyai besar yang sama dengan jarak terpendek antara dua
kedudukan.
Kata konsep dan generalisasi sering dipergunakan
secara bergantian. Konsep kadangkala diartikan sebagai bayangan mental atau
sudut pandang secara individual. Sebagai contoh, jika seorang anak mempunyai
konsep jarak bumi ke bulan, maka konsep ini khas untuk dirinya sendiri.
Sementara generalisasi adalah pernyataan yang didasarkan atas akumulasi
pengalaman-pengalaman yang terjadi dalam komunitas ilmiah.Contoh lain dari
konsep dalam sains antara lain: Hewan berdarah dingin adalah hewan yang
menyesuaikan suhu tubuhnya dengan suhu lingkungannya. Satelit adalah benda
angkasa yang bergerak mengelilingi planet. Air adalah zat yang molekul nya
tersusun atas 2 atom hidrogen dan 1 atom oksigen.
f.
Prinsip-prinsip dan hukum-hukum
Prinsip-prinsip dan hukum-hukum
merupakan hasil generalisasi dari konsep-konsep. Prinsip dan hukum seringkali
digunakan secara bergantian sebagai sinonim. Prinsip atau hukum terdiri dari
fakta-fakta dan konsep-konsep. Prinsip-prinsip dan konsep-konsep lebih umum
daripada fakta-fakta, tetapi juga sering dikaitkan dengan gejala yang dapat
diamati di bawah kondisi-kondisi tertentu. Prinsip-prinsip yang mengatur
pertumbuhan dan reproduksi menyediakan informasi yang dapat dipercaya berkenaan
dengan perubahan yang terjadi dalam sistem kehidupan.Contoh produk IPA yang
merupakan prinsip ialah : Logam bila dipanaskan memuai. Semakin besar besar
intensitas cahaya, semakin efektif proses fotosintesis. Larutan yang bersifat
asam bila dicampur dengan larutan yang bersifat basa akan membentuk garam dan
bersifat netral. Semakin besar perbedaan tekanan udara, semakin kuat angin
berhembus. Hukum adalah prinsip yang bersifat spesifik. Kekhasan hukum dapat
ditunjukkan dari : Bersifat lebih kekal karena telah berkali-kali mengalami
pengujian. Pengkhususannya dalam menunjukkan hubungan antar variable
Hukum-hukum tentang gas, hukum-hukum tentang gerak, dan hukum tentanglistrik
sebagai contoh, menentukan hal-hal yang dapat diamati di bawah kondisi-kondisi
tertentu.
g.
Teori-teori
Ilmuwan menggunakan teori untuk
menjelaskan pola-pola. Teori merupakan usaha intelektual yang sangat keras
karena ilmuwan harus berhadapan dengan kompleksitas dan kenyataan yang tidak
jelas dan tersembunyi dari pengamatan langsung. Gagasan ini menjadi jelas
ketika orang merujuk teori atom, yang menyatakan bahwa seluruh benda tersusun
atas partikel-partikel yang sangat kecil yang disebut dengan atom. Gambaran
visual ini akan lebih sukar diterima ketika kita meninjau salah satu aspek
teori yang menyatakan bahwa sebuah atom sebenarnya 99,99 % kosong. Teori
memiliki tujuan yang berbeda dengan fakta-fakta, konsep-konsep, dan
hukum-hukum, tetapi ilmuwan menggunakan jenis pengetahuan ini untuk menyajikan
penjelasan-penjelasan dari fenomena-fenomena yang terjadi. Teori-teori
mempunyai hakikat berbeda dan tidak pernah menjadi fakta atau hukum, tetapi
teori tetap berlaku sementara sampai disangkal atau direvisi.
h. Model
Model ilmiah adalah representasi dari
sesuatu yang tidak dapat kita lihat. Model ini menjadi gambaran mental yang
digunakan untuk menunjukkan gajala dan gagasan-gagasan yang abstrak.
Model-model tersebut harus menyertakan hal-hal yang menonjol dan penting dari
gagasan atau teori yang mana ilmuwan mencoba untuk memahamkan nya atau
menjelaskan gagasan atau teori tersebut. Model atom Bohr ,model tata surya, dan
model DNA double helix merupakan representasi konkret dari
gejala-gejala/fenomena-fenomena yang tidak dapat kita amati secara langsung.
Buku teks merupakan referensi utama ketika kita ingin menemukan model-model
untuk membantu kita dalam belajar. Sayangnya, orang kemudian percaya begitu
saja pada model yang dia lihat, tidak tahu bahwa model hanyalah merupakan alat
bantu mengkonseptualisasi fitur yang menonjol dari prinsip-prinsip dan
teori-teori, dan gambaran mental tidaklah sesuai dengan kenyataannya sebagian atau
keseluruhan.
2. Pengertian
Sains (Science)
Ilmu pengetahuan alam atau Sains
merupakan terjemahan kata-kata inggris yaitu natural science artinya ilmu yang
mempelajari tentang alam. Pengertian sains menurut para ilmuwan diantaranya:
a. Darmojo, 1992 (Samatowa, 2006: 2) menyatakan bahwa Ilmu
Pengetahuan Alam atau Sains adalah pengetahuan yang rasional dan obyektif
tentang alam semesta dengan segala isinya.
b. Nash, 1993 (Samatowa, 2006: 2) menyatakan bahwa Sains itu
adalah suatu cara atau metode untuk mengamati alam.
c. James, 1997 (Samatowa, 2006: 1) mendefinisikan Sains
sebagai suatu deretan konsep serta skema konseptual yang berhubungan satu sama
lain dan yang tumbuh sebagai hasil eksperimentasi dan observasi, serta berguna
untuk diamati dan dieksperimentasikan lebih lanjut.
d. Whitehead, 1999 (Samatowa, 2006: 1) menyatakan bahwa
Sains dibentuk karena pertemuan dua orde pengalaman.
e. Vessel (1965: 2) memberikan jawaban yang sangat singkat
tetapi bermakna yakni “science is what scientists do”. Sains adalah apa yang
dikerjakan para ahli Sains (saintis).
dua
aspek penting dari pengertian-pengertian tersebut mengenai konsep sains yakni
langkah-langkah yang ditempuh dalam memahami alam (proses Sains) dan
pengetahuan yang dihasilkan berupa fakta, prinsip, konsep, dan teori (produk
Sains). Kedua aspek tersebut harus didukung oleh sikap Sains (sikap ilmiah)
berupa keyakinan akan nilai yang harus dipertahankan ketika mencari atau
mengembangkan pengetahuan baru.
B. Sains
(Science) ditinjau dari beberapa Aspek.
1. Aspek Antologi
Sains (science) diantaranya: mempunyai
objek dan tujuan, disusun secara sistematik, berkembang dengan metode ilmiah
dan berlaku universal, dapat diuji kebenarannya (diverifikasi), serta memuat
klasifikasi ilmu (ilmu dasar dan ilmu terapan).
2. Aspek Aksiologi
Sains (science) memiliki tujuan
umum,yakni yang berkaitan dengan kajian ilmu tertentu (biologi, fisika,kimia,
bumi dan antariksa).memiliki tujuan khusus, yakni untuk mencari atau
mendapatkan: kebenaran (truth), pengetahuan (knowledge), pemahaman
(understanding), penjelasan (explanation), klasifikasi (classification),
peramalan (prediction), pengendalian (control), penerapan (aplication),
penemuan (indention), produksi (production).memiliki nilai etis.
3. Aspek Epistemologi
Memuat keinginan untuk mencari
kebenaran ilmiah, hubungan kausalitas (sebab-akibat),adanya pemikiran dan
pengkajian ilmiah/ hasil ilmiah yang disusun secara sistematik dengan metode
ilmiah untuk mendapatkan kebenaran tentang fenomena alam yang sedang terjadi yang
berkaitan dengan kajian ilmu tertentu yang sedang ditekuni.
C. Cakupan
dalam Sains (Science)
1. Ilmu Pengetahuan Alam/ sains
(science) mempelajari:
a. Objek materi (manusia, kehidupan,benda mati dan alam
semesta) dan objek formal (objek yang menjadi pusat perhatian atau bidang
studi. Seperti: bidang kesehatan, pertanian dan ekonomi).
b. Gejala alam, persoalan, cara mempelajari dan
perkembangannya.
2. Aspek yang Dipelajari dalam Ilmu
Pengetahuan Alam/ Sains (science) adalah:
a.
Fisika
b.
Kimia
c.
Biologi
d.
Bumi dan antariksa
3. Sikap Ilmiah diantaranya: bisa membedakan fakta dan
opini, berani dan santun dalam berargumentasi, mengembangkan keingintahuan,
kepedulian terhadap lingkungan, berpendapat secara ilmiah dan kritis,
bertanggungjawab, jujur dan tekun.
4. Metode Ilmiah adalah cara untuk
mendapatkan atau menemukan pengetahuan yang benar dan bersifat ilmiah. Metode
ilmiah mensyaratkan asas dan prosedur tertentu yang disebut kegiatan ilmiah.
Adapun langkah-langkah metode ilmiah secara garis besar adalah: (1) menemukan
masalah dan merumuskan masalah (2) mengumpulkan keterangan untuk memecahkan
masalah (3) menyusun dugaan atau hipotesa (4) menguji dugaan dengan melakukan
percobaan atau eksperimen (5) menarik kesimpulan (6) menguji kesimpulan dengan
mengulang percobaan.
5. Menghasilkan produk-produk ilmiah
(konsep, prinsip dan teori).
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan pada tinjauan pustaka dan
pembahasan maka dapat disimpulkan konsep ilmu pengetahuan alam sains (science)
adalah kumpulan pengetahuan yang benar yang berkenaan dengan objek berupa
gejala/ fenomena-fenomena alam, mempunyai tujuan tertentu dengan menggunakan
sistem, metode ilmiah untuk berkembang serta berlaku universal yang dapat diuji
kebenarannya. Adapun konsep sains (science) meliputi: hakekat sains (science),
yang menjelaskan bahwa sains sebagai cara untuk berfikir, cara untuk
menyelidiki, sains sebagai batang tubuh ilmu pengetahuan, yg memuat fakta,
konsep, prinsip-prinsip dan hukum serta teori dan model. Sains (science) juga
ditinjau dari aspek ontologi, aksiologi dan epistemologi yang saling berkaitan
satu sama lain dalam pemahaman konsep sains (science) sebagai produk dan sains
(science) sebagai proses. Cakupan sains (science) terdiri dari: objek yang
ditelaah dalam sains (science), aspek biologi, fisika, kimia, bumi dan
antariksa.serta sikap ilmiah, metode ilmiah yang digunakan untuk menghasilkan
produk-produk ilmiah berupa fakta, konsep, prinsip-prinsip dan hukum yang
nantinya akan menjadi suatu teori.
Oleh karena itu dengan pemahaman konsep
konsep Sains ( Science ) yang didapat , diharapkan ada peningkatan mutu dan
ketrampilan cara mengajar Sains yang lebih baik sehingga dapat menghasilkan
mutu lulusan peserta didik yang lebih baik ketingkat jenjang berikutnya ,
bahkan mampu menciptakan ilmuwan ilmuwan muda dan baru yang akan terus menggali
dan meneliti hal hal yang berhubungan dengan Sains sehingga dapat member
kontribusi bagi perkembangan mutu pendidikan Sains pada umumnya.
B. Saran
Pembentukan seseorang menjadi guru
adalah proses panjang . Menurut Abell dan Bryant ( 1997 : 153 ) proses panjang
yang harus dilalui menjadi seorang guru adalah :
1. Dimulai pada masa belajar bertahun tahun sebagai peserta
didik mengamati gurunya mengajar
2. Diperoleh melalui pendidikan di Sekolah Profesi Guru
(LPTK )
3. Dilanjutkan melalui karirnya sebagai guru
Oleh karena itu perlu dilakukan
pengamatan dan perekrutan sejak awal seseorang menjadi guru agar profesi ini
tidak dianggap hanya sekedar atau sebagai batu loncatan untuk ke karir
berikutnya . Artinya , seorang guru memilih profesi ini betul betul sebagai
pilihan utama dengan kesadaran penuh segala konsekuensi yang akan dihadapi
apabila seseorang menjadi guru dan akan selalu meningkatkan mutunya sebagai
tenaga pendidik . Sehingga peserta didik akan mendapat contoh dan pembelajaran
yang lebih baik .
DAFTAR PUSTAKA
Usman Samatowa. (2006). Bagaimana
Membelajarkan IPA di Sekolah Dasar. Jakarta: Direktorat Pendidikan Nasional
Vessel, M.F. 1965. Elementary School
Science Teaching. New Delhi: Pentice-Hall of India, Ltd.
http://yogielka11.blogspot.com/2011/11/pengertian-science.html
http://www.scribd.com/doc/100798036/Konsep-Dasar-Sains
http://faizalnizbah.blogspot.com/2013/07/hakikat-dan-pengertian-sains.html
http://mitraikhtiar.blogspot.com/2012/12/konsep-pembelajaran-sains-tinjauan.html
BAHAN AJAR Pemantapan Penguasaan Materi
Pendidikan Profesi Guru Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Universitas Negeri
Yogjakarta oleh Oleh: Zuhdan K. Prasetya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar